Pada jaman dahulu kala ada sebuah negeri yang sangat makmur. Negeri yang subur dengan sumber alamnya yang melimpah ruah bagaikan jamrud di Katulistiwa. Ramah penduduknya, rajin bekerja, bersahaja, hidup rukun, tenteram, dan damai. Awalnya Penduduk Negeri itu sangat menjunjung tinggi Adat Istiadat sebagai sarana untuk menjaga kesinambungan hubungan antara Manusia, Alam, dan Tuhan-nya. Diatas segala kesempurnaan yang dimilikinya itu membuat banyak bangsa-bangsa lain yang menyanjung kearifan negeri tersebut, bahkan ada beberapa bangsa Eropa yang diantaranya ingin menguasainya.
Namun sayang lambat laun seiring perkembangan jaman penduduk Negeri Gemah Ripah Loh Jinawi itu pun mulai berubah serta menampakkan keterpurukkan mental. Perubahan yang sangat tragis dan drastis terjadi karena penduduk yang telah lupa akan jatidiri yang sesungguhnya. Menjunjung tinggi Adat Istiadat telah dianggap barang kuno, Agama dianggap hanya sebagai penghalang pergaulan modern serta banyak lagi kebodohan-kebodohan yang dianggap sebuah kebenaran dengan pembenaran-pembenaran terselubung kebohongan. Hedoisme sangat mereka junjung tinggi. Konsumtifisme menjadi keharusan demi satu kata Modern. Wanita-wanitapun tak lagi malu membuka auratnya demi kebebasan dan menjaga perasaan takut akan ketinggalan model. Sifat Penduduk negeri itu sudah berubah dari yang tadinya ramah menjadi pemarah. Begitu tingginya temperamen penduduk negeri itu sehingga perang antar sukupun bukan hal aneh terjadi hanya demi alasan harga diri yang tidak jelas duduk pemasalahannya.
Penduduk Negeri telah banyak yang pandai bermain sulap, bahkan sulap sudah menjadi trend tersendiri di banyak kalangan penduduk negeri itu. Jadi tak ada salahnya apabila negeri itu bisa dikatakan sebagai negeri para pesulap.
Kalau di negeri kita Indonesia kita mengenal Demian, Deddy Cobuzier, serta banyak lagi. Tapi sungguh pada negeri itu lebih banyak pesulap dan lebih hebat di bandingkan pesulap -pesulap Indonesia. Sebagai contoh beberapa pesulap Indonesia yang sanggup menghilangkan uang koin dengan tangannya tapi dinegeri tersebut ada pesulap yang mampu menghilangkan uang milyaran dengan tangan kotornya atau ada yang sanggup membelokkan sendok, hebatnya lagi ada pesulap yang sanggup membelokkan fakta dengan kuasanya. Itu sesungguhnya hanya salah satu contoh kehebatan para pesulap negeri itu dari sekian banyak kemampuan pesulap-pesulap kotor.
Tuhan telah banyak memberikan pelajaran diantaranya dengan wabah dan musibah, namun mereka menganggap semua itu semata hanya bencana alam dan sekedar ujian dari Tuhan, bukan akibat dari kesalahan dan kedurhakaan mereka pada Tuhan dari segala tindakkan bodoh yang dilakukan. Sehingga mereka tak pernah belajar untuk berubah atas segala tindakkan-tindakkan yang keliru.
Dan Alhamdulillah….semua itu terjadi bukan di negeri kita Indonesia yang kita cintai ini dan semoga kita mampu mengambil pelajaran dari contoh gambaran dari negeri para durjana tersebut. Bahwa kita sudah semestinya menjaga tradisi sebagai tolak ukur kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun harus diingat pula bahwa adat bukan agama dan agama bukan adat.
sekarang byk yg jadi pesulap, bukan bgtu bro?
BalasHapus