BBM naik lagi selalu saja alih-alih demi kesejahteraan rakyat, namun tetap saja kesejahteraan itu hanya dirasakan oleh segelintir orang atau kaum. Kenaikan harga BBM hanya akan menambah beban hidup bagi keluarga dengan taraf hidup menengah kebawah karena dapat dipastikan dengan kenaikan harga BBM akan diiringi pula dengan naiknya harga-harga pada hampir semua kebutuhan-kebutuhan hidup yang lain namun tidak diiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat. Kenyataan ini sangat berdampak negative pada kondisi sosial masyarakat akibatnya akan dapat mengubah karakter masyarakat itu sendiri, yang biasanya lebih ke arah yang negative pula.
Di berbagi media kita dapat perhatikan sekarang mulai banyak terjadi aksi demo penolakan atas kenaikan harga BBM yang di lakukan oleh berbagai lembaga masyarakat dan mahasiswa disana-sini, hal ini mengindikasikan banyaknya kalangan yang tidak setuju dengan kebijaksanaan Pemerintah dengan menaikan harga BBM, hal ini juga berarti akan riskan terjadinya kerusuhan akibat aksi demo yang tak pernah terdengarkan suaranya, dan yang lebih pasti akan menguras banyak tenaga, waktu dan biaya serta masalah keamanan. Pertanyaannya mengapa pemerintah tidak belajar tentang hal ini karena semua ini terjadi bukannya kali pertama? Mengapa tidak belajar dari Kekhalifahan Abu Bakar yang senantiasa berjalan sendirian pada tengah malam demi melihat kondisi masyarakatnya. Beliau sangat takut kalau-kalau ada rakyat-nya yang sengsara dibawah kepemimpinannya, meskipun pemerintah tak harus berjalan sendirian ditengah malam tetapi kita toh bisa melihat akibat-akibat yang ditimbulkan dengan kebijakan menaikkan harga BBM untuk saat ini ataupun kebijakan-kebijakan lain yang malah memberatkan hidup rakyat. Seandainya rakyat sejahtera yakinlah seberapapun tingginya harga BBM tentulah tidak akan pernah menjadi masalah dan tidak perlu lagi adanya program BLT yang justru berdampak mencetak koruptor-koruptor kelas teri serta mencetak mental-mental pengemis gaya baru dalam masyarakat kita, bagimana tidak kalau mengemis itu dilakukan dengan mengantri dan dilakukan oleh sebagian rakyat Indonesia dalam jumlah yang luar biasa. Maaf……Jelas ini sangat tidak mendidik.
Rakyat bukannya tak memahami kondisi Negara pada saat ini tapi apakah tidak sebaiknya rakyat yang semestinya disejahterakan dulu baru kemudian harga BBM? BBM subsidi diberdayakanlah dengan lebih bijak dan lebih tepat sasaran karena seperti yang kita ketahui bersama ternyata pengguna BBM bersubsidi yang jelas diperuntukkan bagi kaum miskin, atau kalangan tidak mampu atau, kalangan menengah kebawah namun kenyataannya kendaraan-kendaraan mewah atau kendaraan bermotor roda empat pun turut merasakan nikmatnya BBM bersubsidi. Ironisnya di SPBU mereka tak perlu mengantri karena pada stasiun-stasiun pengisian tersebut mereka justru lebih diprioritaskan daripada pengguna kendaraan roda dua maupun transportasi massal. Misalkan realitanya dalam sebuah SPBU terdapat 5 stasiun pengisian nyata-nyata yang 4 untuk kendaraan motor beroda empat dan yang satu stasiun pengisian lagi diperuntukan bagi pengantrian pengendara sepeda motor, dari ke 4 itu salah satunya untuk pompa Solar dan Biosolar, sisanya lebih banyak untuk jenis Bensin Premium dan sedikit Pertamax. Artinya disetiap SPBU itu lebih banyak menjual Bensin jenis Premium (Bensin Bersubsidi) tenimbang jenis bahan bakar Non Subsidi.
Tidak hanya prioritas dalam pengantrian yang diberikan bagi mereka, pelayan SPBU nya pun sangat sopan menghadapi mereka dibandingkan mengadapi pelanggan kaum standart menengah kebawah yang telah membayar pajak untuk kesejahteraanya. Kalau terus terjadi tak tertutup kemungkinan Negara akan bangkrut karena salah menerapkan kebijakkannya sendiri.
Untuk itu marilah kita sedikit saja membuka mata serta hati kita jalan apa yang harus kita kerjakan demi kesejahteraan banggsa ini tanpa harus memanjakan bangsa ini dengan pencetak rakyatnya menjadi para pengemis massal…jangan sampai pula kita diberi penghargaan lagi sebagai Negara dengan jumlah pengemis terbesar di Dunia karena sampai saat ini kita masih sulit menghapus sebuah fenomena alam sebagai negeri terkorup di Dunia. Kenapa dikatakan fenomena alam karena selain menjadi penyakit keturunan, korupsi juga mewabah dan dilakukan secara terang benderang dan berkelompok. Marilah kita berdoa semoga Allah SWT tidak murka karena kesalahan dan dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar