Berdiri diantara wajah-wajah kaku beku terpampang di hadapan. Diantara tipisnya jarak kehidupan dan kematian, diantara harapan dan keputus asaan, diantara suka dan nestapa.
Tak ada lagi kesombongan yang terpancar diantara nafas-nafas yang terhitung seiring detak jantung yang lamban berdetak. Rintihannya begitu memekakan telinga. Hanya Tuhan lah yang di jadikannya harapan terakhir tatkala Sang Malaikat Maut disibukkan mencabut nyawa-nyawa dari jiwa-jiwa kering yang tersembunyi, jiwa-jiwa tenang dimana jiwa-jiwa bersarang yang mulanya bergolak-bergejolak jalani sisi-sisi kehidupan dunia yang fana menuju alam hakiki yang kan benamkan mimpi-mimpi panjang.
Inikah takdir Tuhan ataukah murka Tuhan dimana Kasih Sayang-Nya telah tergantikan. Sungguh tiada satu pun kuasa yang sanggup menahan diatas Kuasa-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar