Aku mempunyai seorang sahabat (maaf namanya tidak bisa saya sebutkan disini), Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi dan memberi terang dalam jiwanya.
Dia dibesarkan dari lingkungan keluarga beragama Nasrani tepatnya Kristen Protestan, namun diluar dugaanku secara terang-terangan di mengakui dirinya sebagai seorang "Ateis" atau orang yang tidak mengaku/tidak memiliki agama sebagai pegangan hidupnya. Saya menghargai kejujuran atas keputusannya tersebut namun bukan berarti saya mendukung, saya menghargai dia sebagai sahabat dan menghormati haknya sebagai manusia bahwasanya manusia memiliki hak asasi yang paling asasi. Dari pengakuannya itu dia katakan kalau Tuhan itu benar ada hanya dia tidak percaya pada Agama tertentu.
Dari beberapa pertemuan saya mencoba untuk memperoleh keterangan dari sahabat saya itu tentang mengapa dia bisa mengambil keputusan yang sangat kontroversial dengan kenyataan yang terjadi dalam masyarakat kita selama ini yaitu begitu bangga seseorang menyebut dirinya seorang yang beragama.
Dituturkanya padaku mengapa dia memilih "Ateis" untuk jangka waktu yang tak pernah ditentukannya, bahwa dia merasa tak ada seorangpun yang perduli membimbing dia sebagai contoh bagaimana semestinya orang yang beragama itu, jika dia mengaku seorang Kristiani (orang yang beragama Kristen) dia tidak pernah ke gereja dan tak ada yang membimbingnya bagaimana beribadah. Seandainya mengaku sebagai Muslim (orang yang beragama Islam) dia merasa tak sanggup memikul beban sebagaimana yang di haruskan sebagai orang Muslim. Pada intinya dia tidak ingin mengaku-aku beragama tertentu sedang dia tidak pernah melakukan kewajiban-kewajiban sebagai seorang yang beragama tersebut. Bahkan dia melihat banyak orang yang mengaku beragama justru dengan sengaja meninggalkan ibadah yang sudah menjadi keharusan, banyak pula yang mengaku orang yang beragama justru Zalim dan membuat banyak kerusakan di muka Bumi ini.
"Dan jika dikatakan kepada mereka,'Janganlah kamu melakukan kerusakan di muka Bumi.' Mereka berkata,'Sesungguhnya kami hanyalah orang-orang yang membuat perbaikan.' Ingatlah sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak menyadari."
Al-Baqarah : 11-12
Dan dengan kerendahan hati saya coba untuk membelokkan arah pemikirannya tersebut bahwa Agama jadikanlah sebagai pedoman bagi diri kita sendiri tanpa harus terpengaruh dari apa yang terjadi diluar karena pada dasarnya Agama senantiasa mengatur keteraturan dalam hidup, jadi seandainya terjadi dengan apa yang dia ceritakan diatas bukan kesalahan dari Agama yang dianutnya tersebut melainkan kembali pada individu-individu yang menjalankan dan pemahaman-pemahaman yang keliru tentang Agama dan ajaran-ajarannya itu.
Namun ternyata penjelasan singkat saya berakhir nihil, dia tetap pada pendiriannya sampai pada saatnya ada yang mampu memberikan keyakinan yang besar dalam dirinya sehingga dia sanggup hadirkan keyakinan untuk memilih Agama yang terbaik bagi dirinya. Saya pun tetap menghormati nya atas keputusannya tersebut sebagai jalan hidup yang dipilihnya.
Sekarang saya hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala alasan yang dituturkannya padaku dan dari sini pula saya coba untuk menarik satu kesimpulan berupa pertanyaan.....
"Apakah ada bedanya "Ateis" dengan orang yang hanya mengaku-aku beragama ?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar