Pagi yang cukup dingin di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian kota, mungkin karena hujan yang turun sejak kemarin apalagi letak desa yang didaerah dataran tinggi. Hawa sejuk yang aku rasakan membuat aku enggan melakukan aktifitas namun banyak hal yang harus aku selesaikan hari ini juga walaupun rasa lelah yang masih aku rasakan karena perjalanan jauh yang telah aku tempuh. Sengaja memang aku bangun lebih awal.
Jam telah menunjukan pukul 06.30 WIB. Aku masih disibukan mencuci motor karena kotor yang ditimbul oleh percikan air hujan dari kedua roda motornya, cukuplah agar terlihat lebih bersih. Istriku baru saja selesai mencuci di kamar mandi dekat sungai kecil yang mengalir dekat rumah, sedang anakku sedang mempersiapkan untuk kebutuhan sekolahnya pagi ini.
Tiba-tiba aku dikejutan oleh kedatangan seorang lelaki muda yang kemudian bertanya dan berkata dengaan sedikit meracau. Akupun menjawab dengan sebaik-baiknya aku bicara, aku merasa terusik tatkala aku melihat anakku sedang tertawa kecil melihat kami saat sedang berbincang. Tak lama lelaki muda itu berlalu anakku pun berkata kalau orang yang mengajak aku bicara orang yang terganggu mentalnya karena keinginannya gagal menjadi tentara . Aku coba untuk berbicara dengan anakku dengan nada pelan untuk tidak mengulang perbuatannya kembali karena bisa mengakibatkan lelaki itu tersinggung.
” Cobalah kita untuk menghormati sesama manusia bagaimanapun keadaannya, karena semua itu sudah menjadi kuasa Allah SWT. Tidak ada seseorang pun ingin menjadi gila atau cacat, tidak ada seorang pun yang ingin miskin, semua ingin kesempurnaan ada dalam hidup kita. Kita tidak boleh membeda-bedakan atau memilih-milih teman sepanjang tidak jahat terhadap kita. Dan orang yang jahat pun tidak harus kita musuhi cukuplah dengan menghindar. Carilah teman yang bermanfaat untuk kita dalam hal kebaikan sebagaimana yang telah Rasulullah SAW ajarkan pada kita,” ucapku singkat.
Aku jadi teringat nasehat seorang bijak bernama Lukman Al-Hakim kepada anaknya :
“ Wahai anakku, janganlah engkau meremehkan seseorang yang berbaju usang, karena Tuhan-mu dan Tuhan-nya adalah satu. Janganlah engkau agungkan seseorang karena baju atau pangkat, sebab baju atau pangkat itu bukan zat dan sifat seseorang.”
Sebagimana orang tuaku selalu menasehatiku dalam bahasa jawa :
“ Sopo wonge nyedaki kebo gupak bakal kecipratan bledere”
Yang artinya : “barang siapa mendekati kerbau sedang berkubang niscaya akan terpecik lumpur”
Untuk anakku semoga engkau bisa terima nasehatku ini dan tidak pernah salah dalam memilih teman. Dan semoga kelak engkau menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri, orang tua, agama, Bangsa dan Negara. Karena sebaik-baiknya manusia adalah berguna bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar