Our Blogger Templates Web Design

Minggu, 07 Agustus 2011

MENGAPA SETAN (HARUS) DISALAHKAN

      Petang itu keluarga Dalimin tengah melaksanakan shalat berjamaah namun tatkala shalat berlangsung tiba-tiba kedua anak Dalimin tertawa terkekeh-kekeh karena anak Dalimin yang bungsu menggoda mereka sampai shalat selesai dilaksanakan.
Selepas melaksanakan shalat dan berdzikir Dalimin selaku imam dan kepala rumah tangganya tersebut Dalimin mengajak anak-anak dan istrinya untuk berkumpul. Dan dengan sedikit menghardik kepada kedua anaknya Dalimin bertanya,"Mengapa kalian tertawa saat shalat berlangsung."
"Itu Ayah, Adek meledek kami,"jawab singkat kedua anak Dalimin coba mengelak serta membela diri.
"Betul demikian memang, namun seandainya kalian membiarkan dan tak menghiraukannya niscaya Adik kalian tak akan pernah mengganggu atau takkan sanggup mengganggu,"nasehat Dalimin kepada kedua anaknya tersebut.
Itulah pelajaran singkat yang keluarga Dalimin alami tentang bagaimanapun godaan itu datang tak akan pernah ada artinya apabila kita senantiasa membiarkan dan tak menghiraukannya.


"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan, pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang orang yang mempersekutukannya dengan Allah"
QS An-Nahl ayat 99-100

Dalam surat Al-Baqarah ayat 169, Allah Berfirman :  

" Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh  kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah."          
          
                Coba sejenak kita renungkan, bahwasanya sering kita mendengar alasan yang cukup klasik tatkala  kita bertanya kepada seseorang yang tengah berjalan di jalur yang salah. Dan dapat dipastikan kita akan terima jawaban "....dan semua ini karena godaan setan" atau "Godaan setan terlalu kuat". Memang  sebuah jawaban yang tepat namun kalau kita tengok lebih dalam semua itu semata karena proses perisai diri atau dengan kata lain membentengi diri karena orang tersebut tidak mau disalahkan atau tidak ada peng-instrospeksian dalam dirinya akan kesalahan yang telah dilakukannya, kalau hal tersebut diatas terjadi yang ditakutkan adalah tidak ada keinginan untuk kembali kejalan yang benar dan membenahi diri karena dalam dirinya tidak adanya perasaan bersalah.
                 Sebagai contoh, adakah bijaksana bila kita salahkan seorang penggali parit tatkala kita terpelosok kedalamnya sedangkan tanda peringatan terpampang jelas dihadapan kita. Dan adakah kita mampu  meng-introspeksi diri tatkala kita terjatuh kedalam lubang kenistaan dengan tidak hanya menyalahkan setan semata karena telah menggoda kita dengan bisikan-bisikannya yang menyesatkan sedangkan agama telah jelas dan tegas mengatur segala sendi kehidupan manusia itu sendiri.
              Mungkin pernyataan tersebut di atas dapat menimbulkan kontroversi akal apabila tidak kita barengi dengan ranah pemikiran yang positif dan sehat. Kalaulah kita berbicara tentang salah, sudah barang tentu setan salah namun yang kita bicarakan kali ini adalah bagaimana kita bisa cepat menyadari kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat dengan men-zalimi diri kita sendiri kelak dikemudian hari, sebagaimana dalam Al-Quran surat Ibrahim ayat 22 menceritakan bahwa : 


Dan setan berkata ketika perkara ( hisab ) telah diselesaikan, " Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu melainkan (sekedar) aku menyerukan lalu kamu mematuhi aku. Oleh sebab itu  janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak diperbenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh orang zalim akan mendapat siksa yang pedih.
              Untuk itu marilah kita bergegas tersadar dari godaan setan yang membelenggu pikiran kita sehingga kita melakukan tindakan jahat dan keji, dan segeralah untuk merobahnya dengan mempertebal keimanan dan senantiasa bertawakal kepada Allah SWT, seperti dalam Firman-Nya pada QS An-Nahl ayat 99-100 :

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan, pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang orang yang mempersekutukannya dengan Allah"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar